Kamis, 02 Maret 2017

Perbaikan ECU Mobil Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU

Prosedur Pemeriksaan Komponen ECU M obil Dengan menggunakan Alat ukur


Pada artikel diagnosa kerusakan ECU bagian 1  telah dibahas beberapa metode pemeriksaan kerusakan pada electronic control unit atau ECU secara visual. 

Pada artikel bagian kedua ini akan membahas beberapa prosedur pemeriksaan ECU  dengan menggunakan alat bantu atau alat ukur seperti Digital Multi Meter (DMM) yang dilengkapi fungsi testing dioda dan beberapa pemeriksaan tingkat lanjut dengan menggunakan osiloskop.


Contoh pemeriksaan kerusakan komponen ECU yang dibahas disini adalah komponen-komponen ECU yang mengontrol kerja transmisi otomatis.




Perhatian :
Jika Anda tidak merasa yakin dapat melakukan pemeriksaan dan perbaikan ecu atau tidak familiar menggunakan Digital Multi Meter (DMM) dan osiloskop, silahkan hubungi 08111 857 333, kami dari montirpro.com dengan senang hati akan membantu anda.

Sebagai bahan referensi untuk melakukan perbaikan ECU banyak informasi yang bisa didapatkan dari internet dengan menggunakan kata kunci  “ECM rebuilding,” atau “ECM repair.”


Hal Yang Diperhatikan Sebelum Memulai Pekerjaan Perbaikan ECU.

ECU sebenarnya merupakan salah satu komponen mobil yang didesain tidak mudah rusak, oleh karena itu sebelum menyatakan ECU rusak lakukanlah pemeriksaan dasar pada mobil agar dapat mengetahui apakah penyebab kerusakan memang benar-benar disebabkan oleh ECU.

Pada  artikel diagnosa kerusakan ECU bagian 1 dijelaskan tentang pemeriksaan dasar secara visual, jadi lakukanlah pemeriksaan tersebut sebelum melanjutkan dengan prosedur berikut.

Kerusakan sepele seperti titik solder kaki komponen yang retak pada papan PCB merupakan salah satu jenis kerusakan pada ECU yang dapat diperiksa secara visual.



Intinya adalah sebelum melakukan pembongkaran dan perbaikan ECU, pastikan terlebih dahulu sistem dasar mobil berfungsi dengan baik sebelum menyatakan  ECU rusak.

Untuk mempermudah proses perbaikan ECU,  dibutuhkan bantuan berbagai sumber informasi seperti wiring diagram mobil, service manual atau diagram pin ecu .


Dengan menggunakan informasi-informasi tersebut maka proses analisa akan lebih mudah karena kita dapat mengetahui komponen-komponen yang terhubung ke ECU dan dapat memahami sistem kerja ECU tersebut, seperti:




  • Apakah ini sistem sirkuit solenoid..? 
  • Apakah solenoid tersebut dialiri listrik secara terus – menerus atau hanya sewaktu-waktu.?
  • Apakah rangkaian yang diperiksa rangkaian sensor..?
  • Berapa tegangan referensi yang diterima oleh sensor ? 
  • Apakah tegangan yang diterima sensor terlalu tinggi ?.


PERHATIAN
Lakukan pemeriksaan dasar, seperti:
  • Tegangan Baterai
  • Kondisi terminal positif baterai
  • Kondisi kabel ground
  • Kondisi terminal ignition yang dialiri listrik ketika kunci kontak ON.





Memeriksa Sirkuit Driver  Solenoid

Istilah Driver sering muncul saat membahas tentang sistem kontrol elektronik pada otomotif. 
Driver secara sederhana dapat didefinisikan sebagai transistor di dalam ECU yang berfungsi sebagai sakelar untuk memutuskan dan menghubungkan listrik ke komponen seperti  relay atau solenoid. 


Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 1: Skema driver di dalam ECU



Prinsip kerja transistor driver mirip seperti relay, yaitu menggunakan arus listrik yang kecil untuk mengontrol arus listrik yang besar.

Sirkuit komputer di dalam ECU  tidak mampu dialiri arus listrik  besar secara langsung untuk mengontrol kerja solenoid atau relay. 

Tugas ini dilakukan oleh transistor driver, sirkuit komputer ECU hanya mengontrol kerja dari transistor driver tersebut.

Transistor driver, bersama -sama dengan clamping dioda dan resistor penahan arus listrik merupakan bagian dari sirkuit driver di dalam ECU.

Komponen – komponen inilah yang akan lebih mudah rusak karena dialiri arus listrik  yang cukup besar. 

Arus listrik yang mengalir ke komponen – komponen driver tersebut dapat berlebihan jika tahanan sirkuit selenoid terlalu kecil atau selenoid mengalami hubungan singkat (korslet).

Saat komponen – komponen ini mengalami kerusakan, maka ECU dapat mengalirkan arus listrik secara terus menerus ke solenoid atau malah sebaliknya tidak  dapat mengalirkan arus listrik sama sekali ke solenoid.

Kerusakan yang umum yang terjadi pada komponen transistor dan dioda adalah terjadi hubungan singkat, jarang sekali kerusakan berupa sirkuit terbuka. 

Mari kita bahas prosedur pemeriksaan kerusakan hubungan singkat yang terjadi pada komponen – komponen tersebut.


Gambar 1 dan 2 menampilkan skema sederhana sirkuit driver  selenoid secara umum. 
Satu skema menggambarkan sistem driver yang mengontrol  sisi ground solenoid, sementara sistem yang lainnya bekerja dengan mengontrol  sisi power solenoid.




Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 2




ECU biasanya mempunyai sebuah clamping dioda atau clamping zener dioda. Perhatikan pada gambar, dapat terlihat dengan  jelas bahwa jika  terjadi hubungan singkat   pada clamping dioda atau driver transistor, sirkuit selenoid akan mengalami hubungan singkat ke power atau ground tergantung desain sirkuit yang digunakan dan clamping dioda mana yang rusak.

Kita dapat melakukan pemeriksaan singkat driver circuit solenoid pada konektor  ECU tanpa membongkar atau membuka cover ECU.

Gunakan wiring diagram atau pinout chart ECU  yang sesuai sehingga dapat melakukan identifikasi pin-pin ECU dengan benar.
  • Lepaskan ECU dari mobil
  •  Setel DMM untuk mengukur tahanan pada skala 1 mega ohm atau lebih tinggi.
  • Hubungkan salah satu terminal tester dengan pin yang mengontrol solenoid.
  • Hubungkan terminal tester yang lain  pada pin yang berasal dari terminal positif baterai.
  • Ukur tahanan masing- masing pin.
  • Ulangi prosedur tersebut dengan teminal DMM  tetap pada pin selenoid, namun sekarang pin yang satu pindahkan ke sisi baterai negatif, ukur tahanan masing –masing pin.


Jika kondisi normal maka DMM akan menunjukkan angka 4000 ohm (4 Kohm ), posisi probe positif dan probe negatif dapat dipertukarkan pada pemeriksaan ini, yang harus diperhatikan dalam prosedur pemeriksaan ini adalah nilai tahanan yang rendah, pada banyak kasus nilainya di bawah 40 ohm. 

Sirkuit driver solenoid shift di dalam ECU mempunyai nilai yang sama, jadi hasil pemeriksaan dari pin solenoid shift yang lain akan menunjukan hasil yang hampir sama.

Jika hasil pemeriksaan menunjukkan nilai tahanan yang rendah dari seharusnya, maka langkah selanjutnya adalah memeriksa kerusakan komponen-komponen di bagian dalam ECU . 

Periksa dengan seksama jalur PCB bagian belakang mulai dari titik solder pin solenoid sampai berujung ke clamping dioda atau driver transistor.



Penelusuran kemudian diteruskan pada seluruh bagian PCB setelah komponen clamping diode atau resistor. Periksa dengan seksama jangan sampai ada bagian yang terlewatkan.



Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 3



Gambar 3 memperlihatkan jalur PCB yang terlihat dengan mudah untuk ditelusuri : Penelusuran dimulai dari satu sisi sampai mengarah ke transistor driver dan clamping diode zener.

Transistor mempunyai 3 buah kaki. Periksalah tahanan masing-masing terminal transistor tersebut. Jika hasil pemeriksaan menunjukkan hanya dua kaki transistor yang mengalami hubungan singkat, kemungkinan besar terjadi kerusakan pada clamping diode. 

Jika ketiga kaki transistor menunjukkan hubungan singkat maka kemungkinan kerusakannya pada transistor itu sendiri.  


Langkah selanjutnya adalah melepas komponen yang dicurigai mengalami kerusakan dari PCB untuk diperiksa di “luar sirkuit” dan memastikan bahwa komponen tersebut benar-benar rusak.

PERHATIAN: 
Sebelum melepas komponen dari PCB berilah tanda atau catat terlebih dahulu sehingga saat pemasangan nanti tidak bingung.

Memeriksa Dioda dan Transistor Diluar PCB

  • Setel DMM pada fungsi  “Diode Test” function.
  • Hubungkan probe DMM pada kaki dioda dan lihat hasil pengukuran.
  • Tukar probe DMM dan baca kembali hasil pengukuran.



Dioda yang dalam kondisi baik akan menunjukkan nilai 0.5 sampai 0.8 volt pada saat probe negatif ditempatkan pada sisi terminal katoda dioda (ditandai garis pada badan dioda) dan ketika probe DMM dibalik maka akan terbaca “OL” atau open circuit.

Dioda yang mengalami hubungan singkat akan menunjukkan pembacaan DMM mendekati 0 Volt pada kedua posisi pengukuran.

Berdasarkan prosedur pengukuran tersebut, hal yang hampir sama dapat kita lakukan dalam pemeriksaan Transistor. 

Bipolar transistor nampak seperti 2 buah diode yang digabungkan, seperti terlihat pada Gambar 4. Terminal basis transistor merupakan terminal yang berada diantara dua “diode”, (Posisinya tidak harus selalu ditengah).



Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 4




  • Atur DMM pada posisi “Diode"Check” function  dan, 
  • Ukur ketiga terminal transistor dan balik probe DMM pada setiap pengukuran. Hasil pengukuran harus menunjukkan nilai antara  0.5 -0.8 volt atau  “OL” (out of limits).
  • Hal penting yang harus diperhatikan adalah jika ada hasil pengukuran menunjukkan angka Nol tau mendekati Nol artinya transistor mengalami hubungan singkat.


Cara Memeriksa MCU

Terakhir periksalah tegangan input 5 volt dan kerja dari  MCU (Microcontroller Unit) dengan menggunakan osiloskop. 

MCU merupakan rangkaian IC seperti komputer dengan ukuran yang kecil dan merupakan pusat dari ECU. Jika MCU tidak bekerja maka dapat dikatakan keseluruhan ECU juga tidak akan bekerja.

Osiloskop yang dibutuhkan dalam melakukan pengetesan ini adalah osiloskop dengan frekuensi  20 MHz atau lebih tinggi dan probe  40 MHz atau lebih tinggi. Jika probenya dapat disetel pastikan posisinya pada posisi 10x hal ini akan mengurangi beban pada sirkuit.

Berikutnya berikan suplai tegangan ke ECU, hal ini dapat dilakukan denga mencolokkan ECU ke soket ECU di mobil atau dengan menghubungkan tegangan 12 Volt dari power suplai adaptor langsung ke ECU.

Jika menggunakan power suplai adaptor maka pastikan pin tegangan input, pin ke kunci kontak dan pin yang terhubung ke ground terpasang dengan baik. Gunakan bantuan wiring diagram.


Identifikasi komponen MCU yang terpasang di PCB.

MCU biasanya mempunyai ukuran yang paling besar dibandingkan IC lainnya, dan pasti mempunyai Oscillator Crystal yang terpasang didekatnya. Oscillator crystal mempunyai bentuk seperti kaleng logam kecil dengan 2 atau 3 terminal.


Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 5
Gambar 5 menunjukan dua buah contoh Oscillator Crystal Oscillator Crystal biasanya mempunayi nilai frekuensi yang dicetak dibadannya, kebanyakan antara 1 sampai 20 mega hertz .

  • Atur osiloskop pada posisi  0.5 volt /division,DC.
  • Atur Time base 0.5 microseconds/division.
  • Dengan Probe 10x maka akan menampilkan  5 volt pada 1 divisi vertical dan 1 microsecond (1/1,000,000 second)  pada 2 divisi horizontal.
  • Hubungkan ground lead dari probe pada sirkuit ground PCB
  • Hidupkan ECU
  • Dan tempelkan probe pada salah satu Pin Oscillator Crystal (Gambar 6).




Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 6



Jika  Oscillator Crystal MCU bekerja dengan baik, maka akan terlihat bentuk gelombang sinus dengan ketinggian tegangan 4 – 5 volt (Gambar 7).  Ini menandakan MCU bekerja dengan baik. Oscillator Crystal bekerja dengan frekeunsi 4 MHZ, dan terdapat 4 cycle gelombang didalam 2 divisi horizontal.



Letakkan probe secara acak pada pin MCU, maka anda harus dapat menemukan tegangan 5 volt yang stabil dan tegangan logic 5 volt yang tidak beraturan, pada kebanyakan osiloskop akan tampak seperti gelombang kotak yang berantakan (Gambar 8).

Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 7


Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan al
Gambar 8



Jika anda tidak mempunyai osiloskop, maka sebagai alternatif dapat menggunakan Logic probe. Logic probe juga dapat memeriksa kerja MCU oscillator dan pin-pin MCU. Logic probe produksi dari Radio Shack P/N 22-0303 dapat menjadi pilihan.

Logic probe juga dapat digunakan untuk memeriksa aktivitas data pada diagnostic connector dan data BUS.

Jika hasil pemeriksaan tidak memperlihatkan tegangan 5 volt pada pin-pin MCU maka kemungkinan besar ada masalah pada sirkuit pengaturan tegangan input 5 volt.

Beberapa ECU menggunakan sebuah pengatur suplai tegangan input 5 volt  berupa transistor yang pada badannya biasanya tertulis  part number “7805” atau  “78L05” .

Pada salah satu terminal regulator terdapat tegangan 12 volt baterai, 5 volt pada terminal yang lain, dan 0 volt pada sisanya.

Regulator tegangan input 5 volt yang jelek atau ground internal ECU yang jelek dapat mengakibatkan tegangan input 5 volt menjadi sangat tinggi, juga perhatikan dengan seksama kemungkinan adanya soderan yang retak atau jalur PCB yang terputus.

Sumber Tegangan Input 5 volt.

Pada beberapa kasus, banyak ECU mendapat suplai tegangan input yang berasal dari modul yang lain seperti umumnya  pada mobil Nissan.


Transmissioan control modul  Nissan mendapat tegangan input 5 volt dari engine control modul. Hal ini berarti  jika ECM mati atau anda memberikan tegangan ke transmision controller sendiri, maka tidak akan ada tegangan referensi 5 volt untuk  TPS dan sirkuit sensor suhu transmisi. Controller mempunyai suplai tegangan yang terpisah untuk MCU dan sitem internal computer.





Bersambung pada artikel Diagnosa kerusakan ECU bagian 3, yang akan membahas pemeriksaan komponen lanjutan, cara mendapatkan komponen - komponen ECU dan beberapa contoh kerusakan ECU dan perbaikannya..





# Keep In Learning Because Car Never Stop Rolling...



Ada masalah dengan ECU mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!




www.montirpro.com  08111857333

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *