Rabu, 08 Juni 2016

Menganalisa kerusakan intermittent

Kerusakan mobil yang sulit dideteksi


Kerusakan intermittent pada mesin merupakan salah satu problem yang cukup sulit untuk dianalisa . Kerusakan muncul dan hilang atau hanya terjadi pada kondisi  tertentu saja, kerusakan seperti ini  sangat sulit untuk di analisa, seorang mekanik harus menguasai  strategi diagnosa yang tepat agar mampu memperbaiki kerusakan seperti ini.

Menganalisa kerusakan intermittent
Menganalisa kerusakan intermittent


Ada satu kesamaan pada kerusakan dengan pola intermittent, yaitu gejala kerusakan tidak terjadi pada kondisi yang selalu sama.
Jika mesin tiba-tiba mati dan tidak dapat dihidupkan lagi, kita dapat memeriksa sistem pengapian, bahan bakar dan kompresi untuk mencari penyebab kerusakan tersebut.

Namun jika jenis kerusakannya seperti  mesin yang hidup normal selama beberapa saat, namun beberapa saat kemudian mesin tiba-tiba mati, saat dicoba dihidupkan mesin mau hidup namun putaran mesin terasa pincang, namun beberapa saat kemudian mesin kembali normal dengan sendirinya, ceritanya akan menjadi berbeda.
Namun hal yang pasti adalah telah terjadi sesuatu yang mengganggu sistem pembakaran agar dapat berlangsung dengan normal.

Namun dimana masalahnya  ?

Apakah disistem pengapian, sistem bahan bakar, sistem komputer atau sesuatu yang lain ?

Disinilah pentingnya kita menggunakan strategi diagnosa yang tepat.

Hal yang paling buruk dari kerusakan intermitent adalah kerusakan tersebut tidak terjadi dalam waktu yang dekat, katakanlah bisa seminggu sekali atau kurang.

Keberhasilan anda menangani kerusakan intermittent mungkin sama dengan kemungkinan anda memenangkan sebuah undian, kecuali anda cukup beruntung dapat menangkap gejala saat problem tersebut muncul, yang dapat memberikan sedikit petunjuk untuk melakukan diagnosa.

Kita seperti melakukan permainan tebak – tebakan, karena kita melakukan diagnosa berdasarkan dugaan atau berdasarkan pengalaman yang pernah kita temui dengan gejala kerusakan yang sama , namun kemungkinan keberhasilan diagnosa seperti itu sangat kecil. Kita berusaha mengganti komponen satu persatu untuk menemukan penyebab kerusakan tersebut.

Pertama kita mengganti komponen yang paling dicurigai sebagai penyebab kerusakan berdasarkan pengalaman kita dimasa lampau, ketika penggantian tersebut tidak memberikan hasil, kita akan mengganti komponen yang lain, dan begitu seterusnya sampai kita menemukan sumber masalahnya.

Secara tidak sengaja kita bisa saja mengganti komponen yang memang menjadi penyebab kerusakan tersebut, namun kita akan membeli banyak komponen yang sebenarnya tidak kita butuhkan.


Strategi diagnosa mesin.

Ada cara yang lebih baik untuk menganalisa kerusakan intermittent. Salah satunya dengan menunggu kerusakan intermittent tersebut terjadi dengan frekuensi yang lebih sering atau menjadi kerusakan permanen atau berlangsung terus menerus.

Akan lebih mudah untuk memeriksa  kerusakan komponen yang rusak dibandingkan yang setengah rusak, namun cara itu mempunyai resiko suatu saat mobil akan mati secara tiba – tiba ditengah jalan , oleh karena itu kita harus segera memperbaiki kerusakan tersebut secepat mungkin.

Salah satu langkah untuk menghemat waktu yang memungkinkan kita meyelesaikan masalah tersebut dengan cepat adalah dengan memeriksa kemungkinan adanya service bulletin yang menyinggung tentang masalah yang sedang kita hadapi.

Mungkin kondisi itu mempunyai pola kerusakan yang sudah diketahui oleh pabrikan dan telah dianalisa dan telah diberikan solusi bagaimana mengatasi masalah tersebut.

Pada beberapa kasus, dengan meluangkan sedikit waktu untuk memeriksa TSB akan menghemat waktu diagnosa yang membuat kita sedikit frustasi untuk mencari penyebab kerusakan intermittent tersebut.

Pemecahannya bisa saja bukan dengan mengganti komponen namun hanya dengan melakukan reflash ECU untuk merubah intruksi kerja ECU.

Langkah berikutnya yang harus dilakukan adalah dengan menggunakan scantool  dan memeriksa kemungkinan adanya DTC yang tersimpan walaupun lampu check engine tidak menyala ( bisa saja lampunya rusak ).

Tergantung pada sistem kendaraan dan scantool yang digunakan kita harus memeriksa hystory code atau pending code yang mungkin tersimpan pada memori ECU. Juga, periksa aliran data seperti Long dan short term fuel trim, hasil perhitungan oksigen sensor, sinyal TPS atau MAP sensor. Jika ada yang terlihat di luar standard, kemungkinan ini  bisa menjadi petunjuk awal penyebab kerusakan.

Pemeriksaan dasar lainnya yang harus dilakukan adalah dengan memeriksa tegangan baterai dan tegangan pengisisan. Baterai yang lemah , tegangan pengisian yang rendah atau tegangan pengisian yang berlebihan dapat menimbulkan kerusakan pada sistem elektronik.

Solenoid dan relay membutuhkan tegangan minimum agar dapat bekerja dengan baik, jadi jika baterai atau sistem pengisian  tidak dalam tegangan yang seharusnya, anda mungkin telah menemukan akar masalahnya.

Jika kerusakan intermittent tidak memberikan petunjuk atau keganjilan ( tidak terdapat DTC atau pembacaan  para meter tidak mengarahkan pada sistem tertentu ), tugas selanjutnya adalah untuk menciptakan pola atau kondisi terjadinya kerusakan, apakah kerusakan hanya terjadi pada kondisi kerja mesin tertentu ?

Dua tipe kerusakan intermitten yang sering terjadi adalah mesin dapat distarter tapi mobil tidak dapat hidup pada kondisi tertentu, dan mesin yang hidup dengan baik tapi kadang – kadang mengalami masalah seperti mati – mati, pincang, misfire, knocking, idle kasar atau terlalu tinggi dll.

Pada kedua kasus tersebut, kerusakan intermittent hanya terjadi pada kondisi lingkungan atau kondis kerja mesin tertentu ( hanya pada sat hujan, atau pada saat panas, dingin atau saat akselerasi dan lain sebagainya ) .

Nah, sekarang kita telah memasuki langkah awal melakukan strategi diagnosa kerusakan yang terjadi secara intermittent, saat kita bisa menciptakan kondisi saat  terjadi kerusakan tersebut kita akan mendapatkan sedikit petunjuk tentang kemungkinan penyebab kerusakan tersebut.

Kerusakan mesin yang berhubungan dengan temperatur.

Jika kerusakan intermittent terjadi hanya pada saat mesin panas atau dingin, atau hanya pada saat proses warming up atau saat mesin mencapai temperatur kerja atau saat temperatur udara luar panas atau dingin, maka kita dapat menarik kesimpulan bahwa perubahan temperatur telah mempengaruhi suatu sistem atau komponen kendaraan. Pertanyaannya adalah sistem atau komponen apa ?.

Kerusakan intermittent yang dipengaruhi oleh temperature sering kali dapat berupa short circuit atau sirkuit terbuka pada komponen elektrikal atau sistem kelistrikan sebagai akibat pemuaian komponen karena panas atau penyusutan komponen karena temperatur dingin.

Panas mengakibatkan sirkuit kelistrikan konektor atau ground yang kendor atau korosi menjadi terbuka. Retakan halus sebesar rambut pada PCB, keadaan solderan komponen, konektor kabel, atau bahkan IC dapat terbuka saat  peningkatan temperatur.

Tahanan Gulungan koil pada injektor atau ignition coil yang normal pada temperatur ruang yang rendah dapat berubah menjadi tinggi atau bahkan short pada saat temperatur tinggi.

Hal yang sama juga bisa terjadi pada relay dan switch kontak. Kadang – kadang juga dioda dan transistor bisa pecah saat temperatur atau tegangan terlalu tinggi.

Pengaruh temperatur yang panas terhadap komponen dapat disimulasikan dengan menggunakan hair dryer atau hot air gun. Dengan memberikan panas pada komponen atau koneksi kelistrikan maupun modul, kadang kita dapat menangkap perubahan kerusakan komponen saat temperature panas.

Jika demikian maka kita akan yakin tentang penyebab kerusakan dan dapat menyelesaikan analisa kerusakan, langkah berikutnya adalah melakukan penggantian komponen.

Perubahan temperatur kerja mesin juga akan mempengaruhi kerja ecu dalam mengontrol timing pengapian, campuran bahan bakar, dan fungsi kontrol emisi.
Jika kerusakan intermittent terjadi pada saat kendaraan telah berjalan beberapa kilometer, atau setelah ECU bekerja dalam mode Closed Loop.

Kerusakan yang dapat di garis bawahi mungkin berasal dari oksigen sensor yang rusak, air flow sensor atau MAP sensor yang akan mengacaukan perbandingan bahan bakar dan udara.

Jika kelihatannya kerusakan intermittent hanya terjadi pada saat mesin sudah masuk ke mode closed loop, itu bisa menjadi petunjuk bahwa penyebab kerusakan bisa berhubungan dengan sensor atau ECU.

Strategi yang kita gunakan disini adalah dengan menggunakan scantool untuk memeriksa pembacaan sensor – sensor utama berada pada batas yang seharusnya. Beberapa kerusakan mungkin terjadi dalam waktu yang sangat cepat sekali sehingga sulit tertangkap oleh pembacaan data oleh scantool, untuk itu kita perlu menggunakan digital oscilloscope untuk mendeteksi perubahan nilai yang berlamgsung sangat cepat tersebut.

Perubahan temperatur yang terlalu tinggi juga dapat mengakibatkan komponen mekanikal menjadi macet karena pemuaian saat komponen terlalu panas. Valve dan lifter bisa macet jika mesin mengalami over heat, kontak relay juga bisa terpengaruh oleh temperatur tinggi.
Satu hal yang harus kita periksa disini adalah kerja dari sistem pendinginan, jumlah air radiator yang terlalu sedikit dapat mengakibatkan thermostat bekerja dengan tidak normal. Electric motor fan yang tbekerja tidak sempurna atau radiator yang tersumbatjuga dapat mengakibatkan fluktuasi temepratur mesin yang dapat mempengaruhi kinerja mesin tersebut.


Kerusakan mesin berhubungan dengan gerakan atau getaran

Kerusakan intermittent yang hanya terjadi pada saat kendaraan berjalan pada kecepatan tertentu, saat berjlan pada permukaan jalan yang kasar, saat mengenai gundukan atau saat melakukan akselerasi maupun pengereman, merupakan petunjuk yang cukup jelas bahwa ada kemungkinan komponen yang kendor, penyebab kerusakan yang dapat digaris bawahi antara lain konektor yang kendor, atau kondisi kabel ground, wiring harnes yang terjepit atau bergesekan dengan sesuatu atau kerusakan pada PCB yang berupa retakan yang sangat kecil.

“ Wiggle test “ dengan cara menggoyang – goyangkan kabel atau konektor untuk memeriksa socket atau kabel yang kendor dan dapat mengakibatkan short sirkuit atau open circuit merupakan metode yang digunakan untuk mensimulasikan terjadinya kerusakan intermittent yang disebabkan oleh getaran.

Pemeriksaan secara visual dikombinasikan dengan pemeriksaan hubungan dengan menggunakan Ohm meter sambil menggoyang – goyangkan kabel seringkali dapat  menunjukkan koneksi kabel atau konektor yang tidak bagus.

Kerusakan intermittent yang berhubungan dengan getaran dapat juga disebabkan oleh harmonic vibration yang ditimbulkan oleh sistem exhaust, drive train atau suspensi  feedback melalui power train atau chasis.

Getaran ini dapat mempengaruhi kerja dari komponen tertentu atau kita berpikir mesin berputar dengan kasar  dan menimbulkan bunyi yang kasar.
Kerusakan intermitten t yang berhubungan dengan  uap air (kelembaban )

kerusakan yang terjadi hanya pada saat cuaca lembab, contohnya pada saat hujan, atau setelh melewati genangan air dll , menunjukkan bahwa telah terjadi short circuit pada komponen yang terkena air.

Uap air yang terdapat pada kabel busi, tutup distributor atau koil dapat menyebabkan mobil tidak bisa hidup . cara memperbaikinya adalah dengan mengeringkan komponen dari uap air dan kemudian menyemprotkan penangkal air atau WD 40.

Saat kelembaban udara sangat tinggi , uap air dapat mengembun dan dapat menempel pada permukaan benda yang dingin, jika hal ini terjadi pada komponen seperti tutup distributor, kabel busi atau pada ignition coil dan busi maka dapat mengakibatkan tegangan pengapian akan mendapatkan jalur short circuit ke ground, tegangan tidak akan mengalir pada jalur yang seharusnya menuju busi.

Uap air secara khusus juga dapat menimbulkan kerusakan pada ECU dan PCB.  Uap air dapat menyebabkan korosi yang membuat sirkuit kelistrikan menjadi korslet dan mengakibatkan problem kelistrikan yang sulit.

Itulah mengapa jika mobil pernah terendam air karena banjir, maka kita kan sangat meragukan kerja dari tiap – tiap komponen yang terendam. Cepat atau lambat biasanya kita pasti akan mengganti ECU atau kemponen elektronika lainnya.


Kerusakan mesin yang tidak berpola

Kerusakan intermittent yang sangat tidak berpola merupakan kerusakan yang paling sulit untuk dianalisa.
Kita butuh pertolongan Tuhan, karena kita mengetahui kerusakan terjadi tidak pada kondisi tertentu saja. Kerusakan dapat terjadi kapan saja, pada temperatur berapa saja dan pada kondisi pengendaraan yang tak terduga.

Jika kerusakan tidak menunjukkan pola yang jelas, bagaimana kita bisa melakukan simulasi ? jawabannya adalah tidak mungkin.

Satu – satunya cara untuk menangkap masalah ini dengan menjalankan kendaraan sampai kerusakan mulai timbul, dan kemudian kita berharap dapat menemukan sedikit petunjuk penyebab masalah itu terjadi.

Satu alternatif lagi metode diagnosa “ Wait and See “ adalah dengan membawa kendaraan ke bengkel yang mempunyai alat yang dapat merekam data perjalanan mesin ( semacam flight recorder pada pesawat ).

Alat ini akan dihubungkan ke socket diagnostic OBD II dibawah dashboard, dan akan merekam data kerja mesin selama mobil dijalankan. Saat kerusakan timbul anda harus menekan tombol dan alat perekam  akan merekam data mesin pada saat itu.

Bengkel kemudian dapat melihat data yang terekam oleh alat tersebut dengan menggunakan scantool atau menggunakan PC untuk dapat melihat apa yang sebenarnya terjadi dan apa penyebabnya.

Beberapa skenario kerusakan mesin intermittent


Skenario 1 :


Mesin dapat dihidupkan dengan normal, putaran idle halus, dan bekerja dengan baik pada beban ringan, namun saat berjalan dengan beban berat atau akselerasi terjadi misfire secara tidak beraturan.

Jelas mesin tersebut mengalami misfire pada saat beban berat namun tidak terjadi secara terus menerus. Penyebab yang paling sering kerusakan seperti ini adalah ignition coil yang rusak, kabel busi yang jelek, atau busi yang aus dan kotor.

Saat ignition coil bekerja pada beban mesin berat, busi menemukan jalur yang lebih mudah ke ground sehingga akan terjadi misfire. Tahanan kumparan primer dan sekunder bisa saja berada dalam nilai sesuai spesifikasi, namun jika pada badan ignition coil terdapat retakan atau terjadi internal short yang hanya akan terjadi pada saat beban mesin berat.

Pemeriksaan secara visual dari sistem pengapian dan memperhatikan pola tegangan pengapian dengan oscilloscope dapat membantu untuk mengidentifikasi komponen yang perlu diganti.


Skenario 2:

Mesin hari ini hidup dengan normal, tapi dilain hari tidak.  Motor starter berputar tapi mesin tidak hidup satu sampai dua kali starting. Namun kemudian setelah menunggu beberapa saat mesin kembali dapat distarter dengan normal.

Kondisi tersebut sepertinya bukan karena pengaruh temperatur atau pun kelembaban. Tampaknya ada sesuatu yang mengganggu sistem pengapian atau bahan bakar, tapi apa ?

Trik yang digunakan disini adalh dengan menagkap masalhnya saat masalh tersebut timbul. Jika tidak terdapat loncatan bunga api pada busi, periksa Crankshaft position sensor, distributor pickup coil dan modul pengapian.

Jika terdapat bunga api pada busi, periksa injektor dan sistem bahan bakar, apakah fuel pump bekerja ?, apakah terdengar bunyi dari injektor saat bekerja ?.

Jika tidak terdengar bunyi pada injektor berarti injektor tidak mendapat sinyal dari ECU. Penyebab yang dapat dicurigai mungkin berasal dari relay injector, tidak terdapat sinyal triger dapri ECU, kerusakan sirkuit driver didalam ECU. Pada kendaran Chrysler jika bunga api dan injektor tidak berfungsi biasanya disebabkan kerusakan pada Auto shut down relay, karena relay ini berfungsi untuk menyuplai tegangan ke sistem pengapian dan bahan bakar sekaligus.

Jika ignition coil , fuel pump, dan ECU bekerj namun tidak terdapat sinyal injektor dari ECU ( yang dapat diperiksa dengan menggunakan Noid light ) kemungkinan driver circuit ECU yang rusak, atau salah satu injector mengalami shot circuit dan akhirnya merusak dive circuit ECU. Periksa tahanan setiap injector sebelum kita memutuskan bahwa ECU rusak dan harus diganti.

Jika tidak ada suplai bahan bakar dan setelah diperiksa fuel pump tidak bekerja, kemungkinan terjadi kerusakan pada socket fuel pump atau realy fuel pump. Jika kendaraan mempunnyai safety inertia switch, yang berfungsi untuk memutuskan fuel pump saat terjadi kecelakaan, maka komponen ini juga harus diperiksa.


Skenario  3 :

Mesin dapat hidup dengan normal saat dingin. Namun saat panas sulit untuk dihidupkan. Periksa tekanan stand by sistem bahan bakar ( tekanan bahan bakar saat mesin posisi mati ).

Jika tekanan stand by bahan bakar rendah, maka kemungkinan terjadi penguapan bahan bakar pada fuel rail di saat temperatur tinggi. Penyebanya bisa berasal dari kebocoran check valve pada fuel pump, kebocoran pressure regulator, atau kebocoran pada injector.


Skenario 4 :

Mesin tiba tiba mati, namun kemudian dapat segera dihidupkan dan berputar dengan normal. Penyebabnya kemungkinan berasal dari hilangnya sinyal dari sensor – sensor utama seperti Crank shaft position sensor ( untuk tipe distributrless ignition system ) atau sinyal triger pengapian ( pada mesin dengan distributor ).

Pada kendaraan ford yang sudah tua terdapat Thick Film Integrated ( TFI ) module yang akan berhenti bekerja jika temperatur terlalu panas, sistem pengapian HEI dari GM juga mudah mengalami ganguan seperti ini, apalagi jika setelah mengganti module namun lupa untuk memberikan heat sink greas pada bagian bawah module yang berfungsi mencegah over heat pada module.


Ada masalah dengan mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!




www.montirpro.com  08111857333

Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *