Minggu, 06 Mei 2018

Menganalisa Kerusakan Transmisi Otomatis

Menganalisa Kerusakan Dan Perbaikan Kerusakan Transmisi Otomatis 

Penggunaan transmisi otomatis sudah semakin meningkat saat ini, hal ini dikarenakan oleh pengoperasian yang lebih mudah jika dibandingkan dengan transmisi manual, terlebih untuk didaerah perkotaan yang kerap macet.

Namun saat mengalami kerusakan biaya yang harus dikeluarkan cukup tinggi, apalagi jika harus mengganti transmisi secara utuh.

Mengganti transmisi  otomatis  secara utuh kadang menjadi satu-satunya pilihan karena untuk melakukan pembongkaran transmisi otomatis harus dilakukan teknisi yang terlatih dan berpengalaman serta membutuhkan peralatan  khusus.

Banyak bengkel-bengkel perbaikan mobil termasuk bengkel dealer resmi tidak mau melakukan pekerjaan overhaul transmisi otomatis, biasanya mereka akan mengganti transmisi yang rusak secara utuh, karena hal tersebut lebih mudah, cepat dan jarang menimbulkan masalah .

Salah satu pilihan yang dapat dilakukan adalah dengan membeli transmisi copotan, namun kita tidak bisa mengetahui secara pasti kondisi transmisi tersebut, kita seperti berjudi.



Menganalisa Kerusakan Transmisi Otomatis
Transmisi 



Kerusakan pada transmisi otomatis lebih sulit untuk dianalisa dibandingkan transmisi manual.


Jika Transmisi otomatis mengalami gejala selip, perpindahan gigi kasar, atau timbul bunyi kemungkinan penyebabnya sangat banyak, mulai dari oli kurang, sampai pompa oli transmisi, selenoid, body Valve dan kontroler.

Pada mobil yang sudah menggunakan transmisi otomatis elektronik dilengkapi dengan onboard diagnostik yang memungkinkan membaca kode kerusakan yang tersimpan di memori ECU dan dapat memberi sedikit petunjuk mengenai kerusakan yang terjadi pada Transmisi tersebut.


Namun pada mobil yang masih menggunakan transmisi otomatis konvensional tidak ada kode kerusakan yang dapat dibaca. Biasanya diagnosa untuk tipe ini dengan menggunakan pressure tes dan melakukan test drive.


Pada mobil yang mempunyai onboard diagnostic maka hasil pembacaan kode kerusakan akan menentukan langkah selanjutnya yang harus dilakukan.

Jika kode menunjukkan masalah pada bagian internal, maka Transmisi otomatis perlu dioverhaul.
Namun jika kode DTC mengarah kekerusakan elektrikal, kemungkinan masalah dapat diselesaikan tanpa melepas dan membongkar transmisi.

Kerusakan elektrikal akan muncul saat TCM atau PCM mendeteksi terjadi short circuit atau open circuit pada komponen elektronik seperti selenoid dll.

Kode yang berhubungan dengan performa transmisi akan muncul jika komputer mengirim sinyal perpindahan gigi seperti 2 ke 3 namun tidak direspon dengan baik oleh Transmisi.

Kerusakan pada komponen elektrikal dapat diagnosa dengan menggunakan AVO meter, seperti melakukan pemeriksaan tahanan selenoid untuk mengetahui apakah gulungan selenoid short, terbuka atau diluar spesifikasi.

Kode kerusakan yang berhubungan dengan performa Transmisi memerlukan diagnosa lebih dalam lagi dan sering berhubungan dengan kerusakan sensor.



Diagnosa Pada Sistem Elektronik Transmisi Otomatis 

Transmisi elektronik menggunakan speed sensor untuk memonitor perpindahan gigi dan untuk mengetahui apa yang terjadi didalam Transmisi.

Jika sistem transmisi otomatis tidak bekerja dengan sempurna, kode DTC yang terkait dengan "ratio error' mungkin akan ditampilkan sebagai indikasi adanya kesalahan pada sistem perpindahan gigi dalam transmisi otomatis.

Menganalisa Kerusakan Transmisi Otomatis
Komponen Elektrikal Transmisi Otomatis



Satu-satunya metode yang paling tepat menganalisa kerusakan seperti itu adalah dengan mengikuti petunjuk perbaikan berdasarkan kode DTC yang muncul.


Kode "Ratio error" biasanya akan muncul saat ada kerusakan pada rpm sensor shaft transmisi.

Sebelum melanjutkan langkah perbaikan setelah mengetahui kode DTC yang muncul, sebaiknya terlebih dahulu melihat informasi service bulletin yang dikeluarkan pabrikan mobil.



Terkadang perbaikan transmisi otomatis dapat ditemui dalam TSB. Kemungkinan kerusakan dapat dihilangkan hanya dengan mengganti komponen tertentu atau melakukan programming pada TCM tanpa mengganti transmisi otomatis secara keseluruhan.



Gangguan Pada Torque Converter 

Gangguan pada transmisi otomatis juga bisa disebabkan masalah pada torque converter.
Keausan needle bearing di dalam torque converter dapat menimbulkan bunyi saat gigi transmisi terhubung, namun bunyi tersebut akan hilang saat tuas transmisi dipindahkan ke posisi Netral.

Needle Bearing digunakan di dalam torque converter untuk memisahkan antara stator dengan impeller, stator dengan turbin, dan turbin dengan converter housing.



Menganalisa Kerusakan Transmisi Otomatis
Komponen-Komponen di Dalam Torque Converter


Torque converter mempunyai one-way clutch. Jika one-way clutch macet dan mengakibatkan stator terkunci (normalnya stator hanya dapat berputar satu arah saja), converter tidak akan dapat mengalirkan oli transmisi otomatis  diantara impeller dan turbin dengan sempurna.

Hal ini akan menghasilkan turbelensi di dalam unit yang dapat mengakibatkan kurangnya tenaga saat mobil melaju di kecepatan tinggi dan dapat juga mengakibakan mesin overheat saat mobil sedang berjalan.

One -way clutch yang macet juga dapat mengakibatkan oli transmisi menjadi terlalu panas dan merusak sistem transmisi secara keseluruhan.


Jika one -way clutch dapat berputar ke dua arah, torque converter tidak dapat meningkatkan momen sehingga akselerasi mobil terasa lambat (seperti start dari gigi 2).

Satu-satunya cara untuk memperbaiki kerusakan diatas adalah dengan melakukan penggantian torque converter.



Memeriksa Kerja Torque Converter Dengan Stall Test 

Stall test dapat diterapkan untuk memeriksa kemampuan transmisi otomatis menghasilkan momen dan memeriksa kerja dari one-way clutch di dalam torque converter.

Beberapa pabrikan tidak merekomendasikan menggunakan metode stall test karena dapat memberikan beban yang terlalu berat pada transmisi otomatis. Jadi jika terpaksa menggunakan metode ini, lakukanlah dengan cepat, jangan lebih dari 5 detik pada setiap pemeriksaan.

Prosedur Stall Test 

  • Periksa jumlah dan komdisi oli transmisi otomatis
  • Ganjal roda dan pasang rem tangan
  • Hidupkan mesin
  • Pindahkan tuas transmisi ke posisi D (drive) sambil menginjak pedal rem dengan kuat agar mobil tidak bergerak
  • Lalu injak pedal gas sampai ke bawah sambil pedal rem tetap diinjak.
  • Catat RPM maksimal yang dapat dicapai


Jika nilai RPM maksimalnya lebih rendah dari spesifikasi, one-way clutch torque converter mengalami selip.

Jika RPM yang dihasilkan lebih tinggi dari spesifikasi berarti transmisi mengalami selip yang disebabkan oleh beberapa hal dibawah ini:

  • Oli transmisi kurang
  • Filter oli transmisi otomatis tersumbat
  • Pressure regulator valve macet
  • Plat kopling aus dll


Transmisi otomatis keluaran terbaru mempunyai mekanisme lockup torque converter yang berfungsi untuk efisiensi bahan bakar.

Jika sistem lockup tidak dapat terhubung dapat menimbulkan selip sehingga konsumsi bahan bakar menjadi boros. Hal ini dapat disebabkan oleh:

  • Solenoid Lockup rusak
  • Informasi dari sensor ke TCM atau PCM tidak benar (speed sensor)
  • Masalah pada sistem kontrol hidrolis



Jika mekanisme Lockup tidak dapat terlepas, mesin dapat bergetar dan kemudian akan mati ketika kendaraan akan berhenti. Hal ini disebabkan oleh:

  • Solenoid lockup rusak
  • Lockup valve macet
  • Wiring lockup solenoid mengalami short circuit ke ground.

Lockup shudder merupakan salah satu keluhan yang sering terjadi pada transmisi otomatis. Gejala yang dapat dirasakan adalah munculnya getaran sebelum dan sesudah terjadinya lockup.

Problem ini cukup sulit untuk dianalisa karena penyebabnya bisa karena torque converter, transmisi atau mesin.
Engine mounting  yang rusak, misfire pada mesin, CV joint atau U- Joint yang rusak dapat menjadi penyebab munculnya getaran yang dapat dirasakan pada sistem pemindah daya.

Masalah lain yang dapat mempengaruhi kerja dari torque converter adalah transmission drain back. One way check valve berfungsi untuk menjaga torque converter selalu penuh dengan oli saat mesin dimatikan. Namun jika terjadi keausan pada bushing input shaft transmisi maka oli transmisi dapat mengalir dari converter kembali ke transmisi.

Hilangnya oli dari torque converter akan membuat transmisi seperti selip sekitar 5-10 detik saat awal mulai berjalan.


Jika torque converter gagal dalam stall test dan mengalami kebocoran maka harus diganti.
Banyak spesialis transmisi otomatis yang menyarankan untuk menggagnti toeque converter juga ketika transmisi otomatis harus diganti.

Kenapa...??

Karena torque converter bertindak seperti tempat penampungan kotoran.

Kotoran dan serpihan bekas keausan komponen di dalam transmisi akan terjebak di dalam torque converter.

Jika melakukan penggantian tanpa torque converter ditakutkan kotoran yang ada di dalam torque konverter lama akan mengkontaminasi transmisi otomatis yang baru.

Mengapa tidak mencoba membersihkan bagian dalam torque converter dengan cairan pembersih...?

Desain dari wheel dan permukaan bagian dalam torque converter yang luas membuat proses pembersihan sangat sulit dilakukan.


Jika seiring pemakaian transmisi otomatis harus diganti, permukaan gesek di dalam lockup converter kemungkinan juga sudah mencapai masa pakainya.

Menggunakan kembali torque converter dengan lockup lining yang sudah aus dapat menimbulkan masalah dikemudian hari, dan juga tidak mungkin melakukan pembersihan komponen bagaian dalam torque converter maka satu-satunya pilihan adalah dengan melakukan penggantian.

Saat melakukan penggantian torque converter pastikan menggunakan torque converter yang mempunyai tingkat stall speed yang sama.

Menggunakan torque converter dengan stall speed yang lebih rendah akan membuat mesin dan transmisi bekerja terlalu berat.


Menggunakan torque converter dengan stall speed yang lebih tinggi  dapat meningkatkan konsumsi bahan bakar.


Saat akan memasang torque converter yang baru, terlebih dahulu masukkan oli transmisi yang baru ke dalam torque converter. hal ini akan melindungi bearing dan permukaan gesek saat strat awal sebelum tekanan oli mencapai bagian dalam torque converter.



Tips Penggantian Transmisi Otomatis 

Berikut beberapa tips yang perlu dilakukan untuk mencegah kerusakan setelah melakukan penggantian transmisi otomatis.

Kuras sampai bersih seluruh jalur oil cooler ATF untuk memastikan tidak ada partikel kotoran (apalagi jika penggantian transmisi diakibatkan oleh karena overheat atau oli transmisi yang terkontaminasi).


Jika kendaraan sering digunakan untuk menarik beban berat, balapan sebaiknya dipasangkan ATF cooler tambahan. Temperatur oli transmisi yang selalu dijaga tidak sampai panas akan memperpanjang usia transmisi otomatis.


Gunakan ATF sesuai dengan rekomendasi masing-masing pabrikan. TOYOTA, HONDA, MERCEDES BENZ dan pabrikan yang lain mempunyai spesifikasi ATF yang digunakan untuk kendaraan mereka. Pastikan ATF yang digunakan sesuai dengan spesifikasi pabrikan.


Pada kendaraan rear wheel drive, periksa kondisi U-joint pada drive shaft. Pada kendaraan  front wheel drive periksa kondisi CV joint. Ganti jika tampak kerusakan pada komponen-komponen tersebut.

Perhatikan juga kondisi karet-karet mounting mesin dan transmisi, apalagi yang menggunakan mounting hydro elastic mounting yang di dalamnya berisi oli. Ganti mounting tersebut jika terlihat retak atau terjadi kebocoran.


Tips Perawatan Oli Transmisi Otomatis 

Banyak pakar transmisi otomatis yang mengatakan masalah pada transmisi otomatis dapat dicegah dengan melakukan penggantian oli transmisi otomatis dan filternya secara berkala. Seberapa sering penggantiannya tergantung kondisi operasional kendaraan, umumn ya sekitar 40.000 Km atau dua tahun.

Semakin berat kerja transmisi maka oli transmisi akan semakin panas. Usia pakai oli akan turun secara drastis jika temperaturnya diatas 100 derajat celcius.

ATF juga akan terkontaminasi oleh partikel kotoran yang berasal dari plat kopling, bushing dan gear. Filter oli akan menyaring partikel kotoran tersebut  agar tidak menimbulkan gangguan pada sistem transmisi otomatis.

Pada transmisi otomatis produksi mobil Asia, hanya menggunakan plastic atau logam screen yang daya penyaringannya tidak terlalu bagus sehingga sulit menjaga ATF tidak terkontaminasi partikel kotoran dan cepat kotor. Melakukan penggantian ATF merupakan satu-satunya cara pada kendaraan-kendaraan ini untuk mencegah kontaminasi.

Penggantian oli dengan melepaskan karter oli transmisi otomatis hanya dapat mengeluarkan 3 liter oli kotor yang terkontaminasi dari dalam torque converter.

Cara paling baik mengganti oli transmisi otomatis menggunakan alat ATF exchanger yang dapat mengeluarkan oli transmisi yang lama sampai 90 persen dari sistem transmisi otomatis.


Ada masalah dengan mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!




Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *