Selasa, 19 Juni 2018

Memahami Fungsi Engine Air Temperature Sensor

Engine Air Temperature Sensor

Intake Air Temperature sensor (IAT) berfungsi untuk mengukur temperatur udara yang masuk ke dalam mesin.

PCM atau engine control module memerlukan informasi tentang temperatur udara yang masukn ke mesin agar dapat mengetahui kepadatan oksigen atau densitas udara sehingga dapat mengatur campuran bahan bakar dan udara yang optimal.




Udara yang dingin kandungan oksigennya lebih padat dibandingkan udara yang panas, sehingga udara yang lebih dingin membutuhkan bahan bakar yang lebih banyak untuk menjaga campuran bahan bakar dan udara selalu seimbang.


PCM akan menyesuaikan campuran bahan bakar dan udara dengan mengatur injektor untuk membuka lebih lama.


Pada mobil-mobil yang belum menggunakan OBD II (Tahun 95 kebawah) Sensor ini mempunyai berbagai nama seperti :  Air Charge Temperature (ACT) sensor, Vane Air Temperature (VAT) sensor, Manifold Charging Temperature (MCT) sensor,  Manifold Air Temperature (MAT) sensor atau Charge Temperature Sensor (CTS).


Cara Kerja Air Temperature Sensor

Intake Air Temperature sensor biasanya dipasang pada intake manifold dan bagian ujung sensor akan bersentuhan dengan udara yang masuk ke dalam mesin. Pada mobil yang menggunakan  mass airflow (MAF) untuk memonitor udara yang masuk ke dalam mesin, biasanya juga menggunakan  MAP sensor  yang menjadi satu dengan air  temperature Sensor.


Air temperature sensor menggunakan bahan thermistor yang nilai tahanannya akan  berubah sesuai dengan perubahan temperatur. Cara kerjanya sama seperti sensor temperatur mesin.


PCM memberikan tegangan suplai 5 volt dan kemudian membaca sinyal tegangan (voltage drop) yang dihasilkan oleh temperatur sensor sesuai dengan perubahan temperatur udara masuk. Umumnya temperatur sensor menggunakan thermistor NTC atau Negative Thermal Coeffisient yang nilai tahanannya turun saat temperaturnya naik dan sebaliknya.


Namun ada juga yang menggunakan sensor PTC atau Positive Thermal Coeffisient yaitu sensor yang nilai tahanannya akan meningkat saat temperatur sensor lebih panas.
Perubahan tahanan pada sensor akan menghasilkan sinyal tegangan yang diterima PCM berubah-ubah pula.


Pada mobil tahun 95 kebawah yang belum menggunakan sistem OBD II sinyal dari air temperatur Sensor ini juga digunakan PCM untuk mengaktifkan cold start injector saat suhu dingin. Pada beberapa kendaraan sinyal ini juga digunakan untuk menunda pembukaan EGR Valve sampai mesin mencapai temperatur kerja.


Air temperature sensor juga digunakan pada  sistem Automatic Climate Control. Satu atau dua air temperature sensor digunakan untuk memonitor temperatur udara di dalam kabin mobil dan temperatur di luar mobil.


Sistem climate control biasanya juga mempunyai outside air temperature sensor tersendiri yang terletak di luar ruang mesin sehingga tidak akan terpengaruh oleh panas mesin.
Outside air temperature sensor biasanya dipasang pada belakang grill atau pada area cowl  di bawah kaca depan.


Kebanyakan cara kerja sensor-sensor ini sama dengan engine air temperature sensor. Namun ada juga beberapa mobil  yang menggunakan infrared sensor untuk memonitor temperatur tubuh penumpang mobil.



Penyebab Kerusakan

Air temperature sensor dapat mengalami kerusakan yang dapat disebabkan oleh beberapa faktor, diantaranya : terjadi backfire pada intake manifold,  ujung Sensor tertutup oleh lapisan karbon sehingga sensor kurang responsif terhadap perubahan temperatur udara.

Kemampuan air temperature sensor juga dapat menurun drastis akibat panas dan waktu pemakaian yang sudah lama sehingga responnya melambat atau tidak berfungsi sama sekali.


Masalah pada sensor juga dapat disebabkan oleh koneksi yang tidak baik pada konektornya. Korosi dan koneksi yang kendor pada konektor dapat mempengaruhi sinyal ouput yang dihasilkan sensor, seperti halnya juga kerusakan kabel antara sensor dan PCM.



Gangguan Driveability

Jika pembacaan air temperature sensor tidak akurat, PCM akan menganggap temperatur udara lebih panas atau lebih dingin dari kondisi aktualnya sehingga akan salah menentukan campuran bahan bakar dan udara. Akibatnya campuran bahan bakar mungkin akan terlalu kurus atau terlalu kaya dan menimbulkan beberapa gejala gangguan yang berhubungan dengan driveability seperti  idle yang tidak bagus saat dingin, akslerasi yang tersendat pada saat dingin dan putaran idle mendadak menjadi tinggi saat mesin panas.


Jika PCM menggunakan sinyal dari sensor ini untuk mengaktifkan cold start injector maka pembacaan sensor yang tidak akurat akan membuat cold start injector tidak berfungsi sehingga mesin sulit dihidupkan pada saat dingin.


Kerusakan pada air temperature sensor juga akan mempengaruhi kerja dari valve EGR jika PCM menggunakan sinyal ini untuk menentukan apakah valve EGR harus tertutup atau harus dibuka (pada umumnya PCM menggunakan input dari Coolant temperature sensor untuk mengontrol valve EGR). 


Pada kendaraan yang sudah menerapkan sistem OBD II, kerusakan air temperature sensor dapat mencegah sistem monitor EVAP bekerja dengan sempurna. Hal ini dpat membuat akan gagal dalam uji emisi plug-in OBD II (Karena seluruh sistem monitor OBD II harus bekerja agar dapat lolos dari test ini).

Sistem monitor EVAP hanya akan mulai bekerja saat temperature luar sudah berada dalam sushu tertentu (tidak terlu dingin dan tidak terlalu panas).

Pembacaan air temperature sensor yang menunjukkan nilai lebih panas dari kondisi aktualnya biasanya akan membuat campuran bahan bakar lebih kurus. Hal ini akan meningkatkan resiko terjadinya detonasi dan lean misfire (membuat konsumsi bahan bakar menjadi boros dan meningkatkan emisi gas buang).

Kerusakan yang menyebabkan sensor selalu memberikan laporan temperatur selalu dingin dari normalnya akan membuat campuran selalu dalam kondisi kaya. Hal ini akan membuat boros bahan bakar dan meningkatkan emisi kendaraan.

Terkadang apa yang terlihat seperti masalah campuran bahan bakar karena kerusakan air temperature sensor sebenarnya disebabkan oleh faktor lain seperti kebocoran kevakuman mesin, dan sumbatan pada catalityc converter.

Sumbatan yang cukup parah pada saluran ekshaust akan mengurangi aliran udara intake dan air flow yang menyebabkan sensor memberikan input selalu panas dari kondisi sebenarnya (karena panas yang berasal dari mesin).



Mendiagnosa Air Temperature Sensor

Kerusakan air temperature sensor dapat atau tidak dapat memunculkan kode DTC dan menyalakan lampu cek engine. Jika sirkuit sensor terbuka atau mengalai short circuit  biasanya akan memunculkan kode DTC.  Namun jika pembacaannya hanya terlalu rendah atau tinggi dan karena respon yang melambat karena kontaminasi dan usia pakai biasanya tidak akan sampai menimbulkan kode DTC.

Cara yang paling cepat untuk memeriksa air temperature sensor adalah dengan menggunakan scantool dan membandingkan pembacaan air temperature sensor dengan coolant temperature sensor saat mesin mulai panas. Air temperature sensor yang bagus akan menunjukkan nilai beberapa derajat lebih dingin dari coolant temperature sensor.


Tahanan air temperature sensor juga dapat diperiksa dengan menggunakan ohm meter.
Lepaskan sensor dan kemudian hubungkan dua terminal ohm meter pada dua pin terminal sensor untuk mengukur tahanan dari sensor.
Ukur tahanan sensor saat dingin dan kemudian hembuskan udara panas pada ujung sensor dengan menggunakan hot air gun dan ukur kembali tahanan sensor.

Perhatikan perubahan nilai tahanan sensor saat sensor mulai panas.

Jika tidak terjadi perubahan nilai tahanan saat sensor sudah panas dapat dikatakan sensor sudah rusak dan perlu diganti.

Pembacaan nilai tahanan sensor harus berangsur-angsur menurun jika sensor yang digunakan jenis NTC (Negative thermal coefisient) dan sebaliknya menjadi naik jika menggunakan sensor PTC (Positive thermal coefisient).

Jika pembacaan nilai tahanan tiba-tiba terbuka (infinite resistance) atau short (nilai tahanan sangat kecil atau tidak ada tahanan) maka sensor telah rusak.







Untuk lebih akurat, pengukuran nilai tahanan harus melihat spesifikasi  tahanan sensor tersebut yang dikeluarkan pabrikan. Lalu ukur nilai tahanannya pada temperature rendah, sedang dan tinggi sesuai dengan spesifikasi.


Pembasaacan tahanan sensor bisa saja terlihat bagus saat dingin namun saat panas tidak sesuai spesifikasi atau sebaliknya. Sensor yang sudah sperti itu sudah tidak akurat dan perlu diganti.

Spesifikasi pembacaan nilai tahanan atau tegangan air temperature sensor saat terpasang dimesin dapat ditemulkan pada service manual.


Perbaikan Dan Penggantian  Air Temperature Sensor

Air temperature sensor merupakan komponen solid state sehingga tidak memungkinkan dilakukan penyetelan. Namun masih memungkinkan untuk mengembalikan fungsi sensor kembali normal dengan melakukan pembersihan pada sensor yang terkontaminasi kotoran.





Kotoran yang melekat pada ujung sensor dapat dibersihkan dengan menyemprotkan electronic cleaner . Untuk air temperature sensor yang menjadi satu dengan MAF sensor, kawat elemen sensornya dapat dibersihkan dengan aerosol electronic cleaner. Jangan menggunakan pembersih yang lain karena dapat merusak rumah sensor yang terbuat dari plastik dan menyisakan bahan kimia yang akan menimbulkan gangguan nantinya.




Jika sensor sudah tidak dapat bekerja dengan akurat atau sudah rusak maka harus diganti. Untungnya harga sebuaf air temperature sensor tidak terlalu mahal. Harga sensor tersebut di dealer resmi sedikit lebih mahal dari pada di toko-toko sparepart sehingga sebelum membeli lakukan sedikit riset dan perbandingan harga untuk mendapatkan harga yang paling kompetitif. Ongkos jasa untuk penggantian sensor tersebut juga tidak mahal, kecuali sensor tersebut terletak pada lokasi yang tersembunyi dan membutuhkan pembongkaran  komponen-komponen lainnya sebelum melepas sensor.



Hati-hati saat melakukan penggantian sensor agar tidak mengencangkan secara berlebihan karena dapat merusak rumah sensor atau alur pada intake manifold yang terbuat dari plastik.



Ada masalah dengan mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!





Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *