Senin, 26 November 2018

Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40

Transmisi otomatis GM 6T40 merupakan tipe transmisi otomatis yang cukup  familiar digunakan pada mobil-mobil produksi pabrikan General Motors. Transmisi Otomatis 6T40 digunakan pertamakali  di tahun 2008 pada Chevrolet Malibu dan selanjutnya transmisi ini banyak diterapkan pada kendaran produksi GM lainnya seperti, Chevrolet Aveo, Cruze, Equinox, Sonic dll.
Transmisi otomatis 6T40 terdiri dari 2 generasi yaitu : Generation 1 dan Generation 2.



Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Transmisi Otomatis GM 6T40 


Pada artikel ini kita akan membahas tentang solenoid-solenoid dan pressure switch yang digunakan pada transmisi otomatis 6T40, dan bagaimana melakukan perbaikan gangguan pada transmisi otomatis 6T40  hanya dengan mengganti solenoid-solenoid saja tanpa mengganti TEHCM (Transmission Electronic Hydraulic Control Module).

Kedua generasi transmisi 6T40 tidak dapat saling dipertukarkan, sehingga sebelum melakukan pekerjaan perbaikan identifikasi terlebih dahulu generasi trasnmisi 6T40 tersebut.



Transmisi Otomatis 6T40 Generation 1

Transmisi otomatis 6T40 dapat diidentifikasi dengan melihat kode yang terpadat pada TEHCM, perhatikan huruh kedelapan pada kode tersebut (gambar1). Pada transmisi otomatis 6T40 Generation 1 karakter kedelapan biasanya berupa angka 1,2 atau 3.

Salah satu pembeda lainnya adalah transmisi otomatis 6T40 Generation 1 mempunyai pressure switch.


Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Gambar 1


Transmisi otomatis 6T40 Generation 1 mempunyai 6 buah pressure control solenoid dan 1 solenoid shift control on/off (gambar 2).

Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Gambar 2


Line pressure control solenoid merupakan solenoid tipe Normally High (N/H) . Saat dialiri atau diberikan arus listrik yang kecil, solenoid dapat menghasilakn tekanan hidrolis yang tinggi  sehingga membuat  tekanan pada line pressure di dalam sirkuit transmisi otomatis menjadi  tinggi.
Line pressure control solenoid berfungsi untuk meneruskan tekanan oli menuju pressure regulator valve dalam rangka mengontrol tekanan pada line pressure.

Pressure control solenoid 2 dan 3 (PCS2 dan PCS3) merupakan solenoid tipe Normally High solenoid, sama seperti Line pressure control solenoid.

Pressure control solenoid  2 (PCS2) berfungsi untuk mengontrol tekanan oli yang akan menuju ke clutch regulator valve 3-5-R. 
Saat solenoid ini dialiri listrik yang kecil maka tekanan oli akan diteruskan menuju ke clutch regulator valve 3-5-R  sehingga akan  mengaktifkan clutch 3-5-R.
Saat solenoid dialiri arus listrik yang besar tekanan oli akan dihentikan dan clutch akan bebas atau releae.


Solenoid pressure control 3 (PCS3) berfungsi untuk mengontrol oli ke clutch regulator valve R-1/4-5-6, yang akan mengaktifkan clutch R-1/4-5-6. Pemberian arus listrik yang besar akan membebaskan clutch.

TCC pressure control solenoid merupakan tipe normally low solenoid. Dengan memberikan arus listrik yang kecil, solenoid mengirimkan sedikit oli atau bahakan tidak mengirimkan oli sama sekali ke TCC control valve dan TCC regulator valve. Meningkatkan arus litrik ke solenoid akan membuat oli yang terkontrol mengalir menuju ke TCC control valve dan TCC regulator valve untuk mengontrol aktifasi torque converter clutch.

Solenoid pressure control 4 dan 5 (PCS4 dan PCS 5) smerupakan tipe normally low solenoid, sama seperti solenoid TCC pressure control.

Solenoid pressure control 4 dan 5 mengontrol oli yang menuju ke clutch regulator valve 2-6 dan menirim oli ke clutch 2-6. Dengan memberikan arus listrik yang tinggi solenoid akan mengirim oli ke regulator valve 2-6. Saat arus listrik yang diberikan kecil solenoid tidak mengirim atau hanya mengirim oli sedikit ke valve dan clutch akan bebas.


Solenoid pressure control 5 (PCS5) berfungsi untuk mengontrol oli ke clutch regulator valve 1-2-3-4 dan boost valve yang berfungsi untuk menyalurkan oli ke clutch 1-2-3-4. Dengan memberikan arus listrik yang kecil maka oli tidak dapat menuju ke  valve sehingga clutch akan bebas.

Solenoid shift merupakan on/off solenoid tipe normally closed solenoid yang berfungsi untuk mengontrol oli ke clutch select valve.

Seluruh solenoid pressure control mempunyai tahanan sekitar 3-5 ohm dan solenoid shift mempunyai tahanan sekitar 16-20 ohm. Saat memeriksa tahanannya, solenoid harus dilepas dari TEHCM untuk mencegah kerusakan.

Transmission fluid pressure switch merupakan tipe normally closed, membuat arus dapat mengalir saat tidak ada tekanan (gambar 3). Saat terdapat tekanan pada pressure switch maka sirkuit akan terbuka.

Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Gambar 3


Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40

Generation 2

Huruf kedelapan pada trasnmisi 6T40 generasi 2 berupa abjad B,C atau D. Transmisi ini mempunyai 6 solenoid pressure control, 1 shift solenoid dan tidak mempunyai pressure switch. Solenoid PCS 2 dan PCS 5 mempunyai lokasi dan cara kerja yang berbeda dengan transmisi 6T40 generation 1 (gambar 4).

Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Gambar 4


Keempat solenoid ini mempunyai cara kerja dan lokasi yang sama dengan Generation 1:
Line pressure control solenoid
Pressure control solenoid 3
Pressure control solenoid 4
TCC pressure control solenoid

Solenoid yang mengalami perubahan pada generation 2 adalah  pressure control solenoid 2 dan 5 (PCS2 dan PCS5).

Pressure control solenoid 2 (PCS2) merupakan tipe normally low solenoid, sama seperti solenoid TCC dan mempunyai lokasi yang berebda pada generation 2.

Pressure control solenoid 2 (PCS2) berfungsi untuk mengontrol oli ke clutch regulator valve 3-5-R . Saat diberikan arus listrik yang tinggi solenoid akan meneruskan oli ke clutch regulator valve 3-5-R yang seterusnya akan mengaktifkan clutch 3-5-R. Saat diberikan arus yang kecil maka clutch akan bebas.


Pressure control solenoid 5 (PCS5) merupakan tipe solenoid normally high, sama seperti line pressure control solenoid, dan mempunyai lokasi yang berbeda pada generation 2.


Pressure control solenoid 5 (PCS5) berfungsi untuk mengontrol oli ke clutc regulator valve 1-2-3-4 dan boost valve 1-2-3-4 yang selanjutnya mengirimkan oli ke clutch 1-2-3-4. Saat arus listrik yang diberikan rendah maka solenoid akan mengirimkan oli ke regulator valve 1-2-3-4 dan boost valve, sementara saat dialiri arus listrik yang tinggi akan memutus suplai oli dan membebaskan clutch.

sama halnya dengan transmisi generation 1, seluruh solenoid pressure control mempunyai nilai tahanan sekitar 3-5 ohm dan shift solenoid sekitar 16-20 ohm. Saat melakukan pemeriksaan tahanan solenoid, lepaskan solenoid dari TEHCM untuk menghindari kerusakan.
Pada transmisi generation 2 tidak terdapat pressure switch pada TEHCM.


Menganalisa Gangguan Solenoid Pada Transmisi GM 6T40


Dari sekian banyak keluhan mengenai masalah pada transmisi otomatis 6T40 yang paling banyak adalah transmisi tidak mau maju atau mundur. Berikut beberapa pemeriksaan yang dapat dilakukan untuk mengidentifikasi apakah keluhan tersebut disebabkan oleh kerusakan solenoid:

PERHATIAN:
JAngan pernah memberikan tegangan listrik secara langsung kepada soslenoid atau solenoid block, karena hal itu dapat mengakibatkan kerusakan pada solenoid.

Pemeriksaan solenois yang dilepas dari TEHCM dapat menggunakan solenoid driver atau test machine. Shift solenoid dapat diperiksa dengan memberikan tegangan 12 volt, tapi sekali lagi jangan pernah melakukan hal tersebut pada solenoid pressure control.

Pada pemeriksaan ini, kita menggunakan tekanan angin sekitar 45 PSI tanpa mengaktifkan solenoid (gambar 5). Gunakan plastic test plate untuk menutupi lubang keluar oli dan periksa adanya udara yang keluar dari lubang keluar oli tersebut.


Pemeriksaan Solenoid Pada Transmisi Otomatis GM 6T40
Gambar 5


Ingat, solenoidyang digunakan pada transmisi ini adalah varaible bleed solenoid, jadi mmasih wajar jika ada sedikit kebocoran udara, sekalipun solenoid tersebut tipe normally low solenoid. Solenoid tipe normally high akan mengalirkan udara yang lebih banyak. Dengan melakukan sedikit pemeriksaan dan memperhatikan dengan seksama maka Anda akan cepat memahami bagaimana solenoid-solenoid tersebut seharusnya berfungsi.

Jika ditemukan solenoid yang tidak normal, maka kita dapat dengan yakin melakukan penggantian TEHCM atau mungkin dapat mengganti solenoid yang bermasalah saja.

Mungkin Anda dapat menggunakan solenoid dari TEHCM yang mengalami kerusakan selain solenoid, sebut saja TEHCM yang mengalami kerusakan pada konektornya. Walaupun konektor TEHCM tersebut rusak namun solenoidnya masih dapat digunakan. Itu salah satu cara bagaiman kita dapat melakukan penggantian solenoid secara individual, dan karena TEHCM yang digunakan masih sama maka tidak dibutuhkan melakukan programming setelah penggantian.




Ada masalah dengan mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!





Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *