Selasa, 01 Mei 2018

Engine Control Unit atau ECU Pada Mobil

Memahami Engine Control Unit atau ECU


Engine Control Unit atau Engine Control Module atau sering disebut juga Powertrain Control Module (PCM) merupakan "otak" dari sistem yang mengontrol kerja mesin, sehingga jika ECU tidak berfungsi dengan baik maka sistem yang mengatur kerja mesin pasti akan terganggu.

Begitu juga sistem yang terkait seperti sistem pengisian, transmisi, kontrol emisi dan komunikasi dengan control module yang lainnya.  Jika dicurigai terjadi kerusakan pada ECU maka perlu dilakukan pemeriksaan yang benar-benar teliti sebelum memutuskan untuk melakukan penggantian ECU.



Engine Control Unit atau ECU
Engine Control Unit atau ECU


Daftar Kode DTC Yang Behubungan dengan ECU.


Berikut daftar kode DTC sistem OBD II yang berhubungan atau menunjukkan kerusakan pada Engine Control Unit.


P0600....Serial Communication Link

P0601....Internal Control Module Memory Check Sum Error

P0602....Control Module Programming Error

P0603....Internal Control Module Keep Alive Memory (KAM) Error

P0604....Internal Control Module Random Access Memory (RAM) Error

P0605....Internal Control Module Read Only Memory (ROM) Error

P0606....ECM/PCM Processor

P0607....Control Module Performance

P0608....Control Module VSS Output 'A'

P0609....Control Module VSS Output 'B'

P0610....Control Module Vehicle Options Error

Jika kode-kode DTC diatas muncul saat melakukan diagnosa kendaraan menggunakan scantool kemungkinan besar telah terjadi kerusakan pada ECU dan perlu dilakukan penggantian. Serangkaian pemeriksaan yang lebih teliti harus dilakukan untuk memastikan bahwa kerusakannya benar-benar diakibatkan oleh ECU.

Untuk melakukan analisa ikuti petunjuk pada service manual langkah-langkah apa saja yang harus dilakukan untuk menyelesaikan problem sesuai dengan kode DTC yang ditampilkan.

Langkah pemeriksaan umumnya meliputi pemeriksaan input yang diterima ECU dan melihat output yang dihasilkan oleh ECU.

Jika ECU tidak dapat memberikan output atau ouput yang diberikan tidak sesuai maka kemungkinan besar terjadi kerusakan pada ECU.

Namun sering kali teknisi langsung memberikan kesimpulan bahwa ECU bermasalah jika menemui kerusakan pada mesin yang penyebabnya kurang jelas.


Isu mengenai warranty ECU

Hampir 50 % penggantian ECU yang masih dalam masa warranty ternyata tidak mengalami kerusakan, hal ini dilakukan karena sering kali penggantian ECU dilakukan hanya untuk memastikan apakah masalah yang terjadi pada mobil dapat hilang setelah melakukan penggantian ECU, bukan berdasarkan hasil analisa yang benar-benar merujuk pada kerusakan ECU.

Masalah dengan pengembalian ECU adalah saat terpasang di mobil, Anda tidak memilki cara untuk mengatakan apakah ECU rusak atau tidak.

Mungkin ECU dialiri tegangan listrik yang terlalu tinggi akibat adanya kabel yang dijumper saat melakukan pemeriksaan ECU. ECU harus dites berfungsi dengan baik sebelum dijual kembali ke customer.

Namun sayangnya tidak mudah untuk melakukan pemeriksaan apakah ECU berfungsi dengan baik atau tidak.  Untuk memastikan apakah ECU berfungsi dengan baik dibutuhkan sebuah alat simulator canggih yang dapat mempelajari sinyal input dan output yang berasal dari dan ke ECU, simulator ini biasanya hanya dimiliki oleh pabrikan yang memproduksi ECU tersebut, jika tidak ditemukan kerusakan pada ECU maka ECU akan dijual kembali.


Mengapa Engine Control Unit Bisa "MATI"...?

Salah satu jalan untuk mengurangi masalah warranty ECU adalah dengan mencari penyebab matinya atau rusaknya ECU. Penyebab kerusakan ECU mungkin tidak selalu sama, namun sangat penting dipelajari untuk mencegah terjadinya kerusakan ECU karena penyebab yang sama.


Kerusakan ECU biasanya disebabkan oleh beberapa alasan, seperti:


  • Tegangan listrik yang berlebihan (akibat short circuit pada sirkuit solenoid dan aktuator)
  • Faktor lingkungan, seperti: korosi, panas dan getaran


Jika penyebab kerusakan ECU adalah short circuit pada rangkaian solenoid atau aktuator dan tidak dapat ditemukan serta diperbaiki maka dapat mengakibatkan kerusakan yang sama pada ECU pengganti.


Sedangkan berhubungan dengan faktor lingkungan yang terutama adalah mencegah  jangan sampai ECU terkena air. Jika air sampai masuk ke dalam ECU maka dapat menimbulkan korosi dan short circuit pada komponen-komponen elektronik di dalam ECU. Jika mobil bekas terendam banjir lebih baik disarankan untuk mengganti ECU jika mengalami kerusakan daripada berusaha memperbaikinya.

Panas dan getaran dapat mengakibatkan retak yang sangat kecil pada jalur PCB (dan dapat diperbaiki), hal ini lebih sering disebabkan oleh kwalitas papan PCB yang digunakan, bukan karena faktor operasi kendaraan.

Baca Juga: Diagnosa Kerusakan ECU Bagian 1: Melakukan Pemeriksaan Komponen ECU Secara Visual

Identifikasi Engine Control Unit

Ketika akan melakukan penggantian, harus dipastikan menggunakan RCU yang sesuai dengan ECU yang lama. Hati-hatilah dalam melakukan pemilihan karena bisa saja tampak luar dan ukurannya sama namun program dan jalur di dalam ECU bisa berbeda.

Jika ECU yang tidak sesuai digunakan kendaraan mungkin dapat hidup namun tidak sempurna, sekedar mirip saja tidak dapat dijadikan patokan, ECU pengganti harus benar-benar sama dengan ECU yang rusak.

Untuk mengidentifikasi ECU yang benar tidak hanya membutuhkan informasi tentang tahun perakitan, merk, model dan kapasitas mesn kendaraan saja namun juga dibituhkan informasi mengenai part number OEM yang tertera pada ECU. Kebanyakan suplier ECU menyediakan katalog penggantian ECU yang menyediakan informasi-informasi tersebut. Jika mengalami keraguan untuk menentukan ECU yang tepat lebih baik lihat part number OEM dan kemudian lihat di list katalog suplier ECU untuk menemukan part number replacement.

Chip kalibrasi dan PROM berisi data program intruksi yang sesuai dengan aplikasi kendaraan. Karena variasinya yang banyak maka tidak dapat mengganti PROM saja jika ECU mengalami kerusakan.

Pada kendaraan keluaran terbaru menggunakan flash memory atau EEPROM (Electronically Erasable Program Read Only Memory). Jika PROM pengganti tidak diprogram dengan benar maka harus dilakukan program ulang setelah instalasi

Namun sayangnya kemampuan program ulang ini tidak tersedia di aftermarket. Pabrikan kendaraan tidak ingin teknisi non dealer merubah data program di dalam ECU karena dapat mempengaruhi performa mesin dan emisi gas buang kendaraan.


Baca Juga: Diagnosa kerusakan ECU Bagian 2 : Memeriksa Kerusakan Komponen ECU dengan alat Test.


Perbaikan Electronic Control Unit

Karena harga sebuah engine control unit yang sangat mahal banyak yang berusaha untuk melakukan perbaikan ECU ketimbang melakukan penggantian.

Proses perbaikan ECU tidak sama dengan perbaikan alternator atau water pump karena pada ECU tidak ada komponen mekanikal yang mengalami keausan.

Perbaikan ECU  dilakukan dengan memeriksa kerja ECU, menganalisa dan memperbaiki komponen yang rusak dan kemudian menguji kembali engine control unit untuk memastikan telah berfungsi dengan normal.


Baca Juga: Diagnosa kerusakan ECU Bag 3 : Perbaikan Kerusakan Komponen ECU dan Mencari Komponen ECU


Tips Penggantian ECU

Mengganti ECU sebenarnya hanyalah mengganti sebuah "kotak" komputer. Namun terkadang sulit dilakukan jika lokasi ECU yang sulit diakses seperti ditaruh di bawah dahboard, atau consul box.
Satu hal yang harus diingat sebelum melepas dan memasang ECU adalah selalu melepaskan kabel baterai.

Pada beberapa mobil dibutuhkan proses relearning setelah mengganti ECU atau bahkan jika melepas kabel baterai, ada yang dilakukan secara manual, namun ada juga yang membutuhkan scantool untuk melakukan prses relearning tersebut dan untuk reset anti theft system.


Pada beberapa aplikasi diperlukan prosedur relearn spesifik untuk mendapatkan putaran idle yang stabil dan menoperasikan beberapa para meter yang lain.
Pada mobil yang lain ungkin diperlukan melakukan tes jalan beberapa kilo meter agar ECU dapat mempelajari setingan mobil atau self adjust. Prosedur yang paling tepat biasanya disebutkan di dalam service manual.

Langkah yang paling disarankan adalah dengan melakukan test jalan setelah melakukan penggantian ECU. Lakukan tes jalan setidaknya beberapa KM dengan kecepatan diatas 40 km/Jam dapat mereset ECU agar bekerja dengan baik.


 ECU selalu mempelajari dan melakukan penyesuaian campuran bahan bakar dan fungsi lainnya seiring semakin jauhnya jarak tempuh mobil. Jika ECU juga berfungsi mengontrol sistem transmisi maka ECU juga akan mempelajari pola pengemudian yang dapat membuat perpindahan gigi transmisi tidak persisi sama dengan sebelum mengganti ECU.

Terakhir, jika lampu Malfunction Indicator Lamp (MIL) atau Check Engine light menyala setelah melakukan penggantian ECU berarti masih ada masalah di mobil.
Kemungkinannya bisa saja bukan disebabkan oleh ECU, kecuali kodw DTC yang keluar menunjukkan kerusakan ECU.
Timbulnya kode DTC membutuhkan analisa lanjutan unruk mengetahui kerusakan dan meperbaikinya.


Ingat, agar dapat berfungsi dengan normal ECU membutuhkan input dari sensor-sensor, tegangan baterai yang baik dan kemampuan mengirimkan sinyal kontrol ke aktuator.


Ada masalah dengan ECU mobil Anda...??  

Butuh Bantuan...???  

Silahkan hubungi kami..!!







Postingan Terkait

Tidak ada komentar:

Formulir Kontak

Nama

Email *

Pesan *